OPLET4D – Menduduki puncak klasemen Premier League di pada 25 Desember kerap dianggap sebagai pertanda baik. Klise lama sepak bola Inggris menyebut posisi itu memberi peluang besar untuk mengangkat trofi di akhir musim.
Namun, sejarah juga menunjukkan bahwa posisi teratas saat Natal bukan jaminan mutlak. Sejumlah tim justru gagal mempertahankan keunggulan mereka setelah paruh musim berlalu.
Melalui data dan contoh konkret sejak era Premier League dimulai pada 1992, pola antara pemuncak klasemen Natal dan juara liga bisa ditelusuri dengan lebih jernih.
Seberapa Sering Pemuncak Natal Menjadi Juara?

Dalam 11 dari 15 musim terakhir, tim yang berada di puncak klasemen pada 25 Desember akhirnya menjuarai Premier League. Secara keseluruhan, hal itu terjadi pada 17 dari 33 musim sejak format modern liga diperkenalkan.
Data sejak tahun 2000 memperlihatkan kecenderungan kuat tersebut. Klub seperti Manchester United, Chelsea, Manchester City, dan Liverpool beberapa kali mampu menjaga posisi mereka dari Natal hingga akhir musim.
Meski demikian, tidak semua pemimpin paruh musim berhasil mengunci gelar. Beberapa musim justru berakhir dengan perubahan drastis di papan atas, menegaskan bahwa persaingan tetap terbuka hingga pekan terakhir.
Liverpool, Manchester City, dan Pengecualian Sejarah

Jika berbicara soal kegagalan mempertahankan posisi Natal, Liverpool menjadi contoh paling mencolok. Dalam 11 musim terakhir, lima kali pemuncak klasemen Natal gagal menjadi juara, dan tiga di antaranya dialami Liverpool.
Musim 2008/09 dan 2013/14 kerap dikenang sebagai momen pahit. Pada 2014, kekalahan dari Chelsea di Anfield dan hasil imbang 3-3 melawan Crystal Palace setelah unggul tiga gol menjadi titik balik yang menentukan.
Namun, pola itu berubah pada musim 2024/25. Liverpool berada di posisi teratas saat Natal dan akhirnya menutup musim sebagai juara, menunjukkan bahwa sejarah tidak selalu berulang dengan cara yang sama.
Tim Pemburu dan Kisah Comeback
Manchester City dikenal sebagai pengejar ulung setelah Natal. Lebih dari separuh dari sembilan gelar Premier League mereka diraih ketika tidak berada di puncak klasemen pada 25 Desember.
City bahkan menjadi satu-satunya tim yang pernah menjuarai liga setelah berada di posisi kedelapan saat Natal. Musim 2020/21 menjadi contoh, ketika mereka tertinggal delapan poin sebelum menyusun laju kemenangan yang menentukan.
Sejarah juga mencatat comeback ekstrem lainnya. Arsenal pernah tertinggal 13 poin pada 25 Desember 1997, tetapi bangkit untuk menjuarai liga, menegaskan bahwa jarak poin di Natal belum menutup peluang siapa pun.
Saat Keunggulan Natal Menguap
Liverpool bukan satu-satunya tim yang gagal mengonversi keunggulan Natal. Arsenal mengalami hal serupa pada musim 2022/23 meski sempat unggul enam poin atas Manchester City.
Pada musim tersebut, Arsenal memimpin klasemen selama 248 hari, rekor terlama tanpa gelar juara. Keunggulan lima poin pada awal April akhirnya tergerus hingga gelar jatuh ke tangan City.
Sekarang bisa jadi musim penentuan bagi Arsenal. Skuad mereka tampak lebih baik dan tampak lebih siap untuk juara. Bisakah mempertahankan keunggulan mulai Natal sampai akhir musim nanti?
- Bonus New Member 10%, Maks 300.000
- Bonus Deposit Harian Rp.5.000,- (1x Sehari)
- Bonus Cashback 15% ( Tembak Ikan & Live Casino )
- Bonus Cashback Sportbook 5%
- Bonus Rollingan Slot 0.5% ( Tanpa Batas )

BERITA LENGKAP LAINNYA KLIK DISINI: OPLET4D















Leave a Reply